Tips Menanggulangi KDRT Menurut Islam

Kaum lelaki dengan ringan akan menganiaya istrinya
Semua itu dianggap sesuatu yang wajar belaka
Apalagi jika perempuan berani membangkang
Berani melakukan nusyuz
Ganjarannya adalah hinaan, pukulan, tamparan, bahkan pembunuhan.
Ingat ! Islam mengutuk semua itu.

Di dalam rumah tangga, ketegangan maupun konflik merupakan hal yang biasa. Namun, apabila ketegangan itu berbuah kekerasan, seperti: menampar, menendang, memaki, menganiaya dan lain sebagainya, ini adalah hal yang tidak biasa. Demikian itulah potret KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga).

Peristiwa suami menempeleng istri tentulah bukan berita yang mengejutkan bagi masyarakat. Sebab, sudah terlalu sering terjadi. Bahkan, penyiksaan secara berlebihan dengan membakar sampai membunuh istrinya sendiri merupakan potret buram rumah tangga hari ini.

KDRT bisa menimpa siapa saja termasuk ibu, bapak, suami, istri, anak atau pembantu rumah tangga. Namun secara umum pengertian KDRT lebih dipersempit artinya sebagai penganiayaan oleh suami terhadap istri. Hal ini bisa dimengerti karena kebanyakan korban KDRT adalah istri. Sudah barang tentu pelakunya adalah suami “tercinta”.

Rumah Tangga bukan tempat (ajang) melampiaskan emosional suami terhadap istri. Tetapi, rumah adalah tempat yang aman. Tempat dimana kehangatan selalu bersemi. Di dalamnya terdapat psangan suami-istri yang saling mencintai.

Andai…
Sepotong surga dapat digapai
Dan disematkan di setiap rumah manusia
Maka baiti jannati (rumahku sorgaku) bukanlah sekedar kata mutiara
Namun sebuah kawasan dimana seluruh warganya teduh dalam bahagia

Rumah tangga (keluarga) adalah pondasi sebuah negara. Dari keluargalah akan tercipta kader-kader bangsa. Manakala keluarga itu rusak maka berbahaya terhadap eksistensi negara. Maka dengan demikian, KDRT yang merupakan salah satu faktor rusaknya keluarga merupakan penyakit bersama bukan pribadi. Sebab, bahayanya meliputi seluruh anggota masyarakat. Untuk itu, semua pihak berkewajiban untuk membantu dalam menanggulangi KDRT.

Tips Menanggulangi KDRT Menurut Islam
Ada banyak langkah yang harus segera kita lakukan. Dua belah pihak (suami dan istri) harus bersama-sama berusaha untuk menjauhkan diri terlibat dengan KDRT. Walaupun, aktor penting dalam masalah ini adalah suami, akan tetapi istri juga berpeluang menciptakan KDRT. Langkah-langkah untuk menanggulangi KDRT, antara lain adalah:

Pertama, landasan keimanan. Makanya, antara suami dan istri harus senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Insya Allah, manakala suami sholeh dan istrisholehah akan jauh dari KDRT.

Sebagai contoh, lagi ada masalah dengan suami/istri. Tetapi karena suami/istri rajin shalat apalagi dengan berjamaah maka masalah akan mereda setelah shalat. Arif dan bijaksana dalam bersikap akan hadir bagi suami/istri yang dekat dengan Allah. Rumah tangga Rasulullah SAW menjadi contoh bagi kita.

Sebagai refleksi (renungan): Rasulullah pernah punya masalah dengan para istrinya (ummahatul mu’minin). Sehingga wajah Rasul kelihatan muram. Ini sebuah pertanda bahwa hatinya sedang galau. Kegalauan yang disebabkan oleh guncangan yang melanda bahtera rumah tangganya. Para ummahatul mu’minin menuntut tambahan nafkah. Nafkah yang selama ini diberikan Rasulullah dirasakan kurang mencukupi kebutuhan mereka. Rasul sungguh bersedih.

Sebab ia tidak bisa memenuhi tuntutan mereka. Ia bukanlah orang yang berlebih apalagi kaya raya. Bagaimanakah sikap Rasul? Sebagai seorang suami yang matang dan bijaksana, Rasul membawa pergi kerisauannya keluar rumah. Tujuannya adalah masjid.

Di masjid beliau mencoba merenungkan kejadian demi kejadian. Di masjid beliau mencoba meneduhkan jiwa dengan tafakur. Di masjid beliau mencoba mengoreksi diri, melihat kedalaman kalbu. Di masjid beliau memohon petunjuk kepada Allah untuk mendapatkan jalan keluar terbaik dari persoalan rumitnya. (Secara lengkap bisa dibaca dalam: Ibnu Sa’ad, Purnama Madinah, hlm. 172)

Kedua, reinterpretasi penafsiran terhadap “legalitas pemukulan”. Tindak kekerasan yang berbentuk penganiayaan terhadap istri dianggap sudah merupakan hal yang biasa. Ironisnya, tafsir agama seringkali dipakai sebagai unsur pembenaran.

Sebagai contoh, suatu siang di Yogyakarta seorang perempuan datang ke Rifka annisa’ (sebuah lembaga pelayanan perempuan). Tubuhnya lunglai, di beberapa bagian tampak lembam dan membiru. Rupanya dia dipukul suaminya. Dengan mata yang nanar dia bertanya kepada seorang konselor: “Bu, apakah ajaran Islam memperbolehkan suami memukul istri?”.

Dengan suara berat ia menambahkan: “Suami saya selalu memukul saya sambil ndalil (membacakan ayat Al-Qur’an 4:34). Bu, benarkah! Suaranya menghilang digantikan dengan tangis yang tertahan”. (Farha Ciciek, Ikhtiar Mengatasi KDRT, hlm. 16). Surat An-Nisa’:34 ini memang seringkali dijadikan sebagai senjata/legalitas suami memukul istrinya. Wadhribuhunna (dan pukullah mereka) diarikan secara kaku. Padahal tidak demikian adanya. Kata dharaba mempunyai banyak arti: mendidik, mencangkul, memelihara, bahkan menurut Ar-Raghib Al-Isfahani secara metaforis bermakna melakukan hubungan seksual.

Kalaupun mau kita maknakan dengan memukul, bukan dalam artian penyiksaan atau penganiayaan. Tetapi, memukul dalam bingkai pendidikan atau pengajaran. Jadi, menjadikan ayat ini sebagai legalitas untuk melakukan penyiksaan terhadap istri lewat pemukulan dan sebagainya sangat tidak dibenarkan dan salah.

Ketiga, menyadari akan akibat buruk dari KDRT. Ada beberapa akibat buruk.
Pertama, suami bisa dituntut ke Pengadilan karena penyerangan terhadap istri merupakan tindakan melanggar KUHP.
Kedua, Rumah Tangga menjadi berantakan (Broken Home).
Ketiga, mengakibatkan gangguan mental (kejiwaan) terhadap istri dan juga anak. Keempat, melanggar syari’at agama. Agama mengajarkan untuk mewujudkan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah bukan keluarga yang dihiasi dengan pemukulan dan penganiayaan.

Keempat, khusus bagi para suami berlaku lemah lembutlah kepada istri sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Umar Ibn Khattab pernah berkata kepada Rasulullah: “Ya Rasul! maukah engkau mendengarkan aku? Kami kaum Quraisy biasa menguasai para istri kami. Kemudian kami pindah ke suatu masyarakat (Madinah) di mana laki-laki dikuasai oleh istri mereka. Kemudian kaum perempuan kami meniru perlakuan mereka.

Suatu hari aku memarahi istriku dan ia membalasnya. Aku tidak menyukai perlakuan seperti itu. Dan ia berkata: apakah engkau tak menyukai aku membalasmu?

Demi Allah, para istri Rasul membalas beliau. Sebagian mereka mendiamkan beliau sepanjang hari sampai malam. Umar lalu berkata: Ia celaka dan merugi. Apakah ia merasa aman dari kemurkaan Allah karena kemarahan Rasul-Nya sehingga ia mendapat hukuman?.” Nabi tersenyum. Senyum selalu dikembangkan oleh Rasul. Ini pertanda pribadi yang lemah lembut.

Kelima, khusus kepada para istri. Berusahalah untuk menjadi istri sholehah. Berhias diri untuk suami, melayani suami dengan baik, mematuhi perintah yang baik dari suami, menjaga harga diri dan suami, dan lain sebagainya. Berusahalah untuk selalu membuat suami tersenyum bahagia walaupun pahit rasanya.

Insya Allah, kekerasan di balik jeruji Rumah Tangga jauh dari keluarga kita. Cinta yang menghiasi kehidupan suami/istri harus senantiasa dipupuk hingga membuahkan kelanggengan. Cinta kita adalah karena Allah SWT. Jadi, suami/istri dalam sebuah keluarga adalah hamba-Nya yang selalu dekat kepada-Nya. Manakala ini sudah terbangun dalam mahligai rumah tangga, insya Allah tidak akan ada KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga).

Wallahu a’lamu.

Oleh Diah Widya Ningrum, S.Pd.I Ketika adat dan tradisi kekerasan telah melembaga dalam masyarakat

* Penulis adalah Staf Pengajar Perguruan Al-Washliyah-Perbaungan

sumber: waspada online 

41 Responses to Tips Menanggulangi KDRT Menurut Islam

  1. Shereen says:

    Menurut saya kekerasa terhadap perempuan muncul karena lingkungan. Lingkungan kita yg patriakis sudah terlalu lama membenarkan dan mengkompromikan hampir semua perbuatyan laki-laki baik yang salah pun, dan perempuan sudah diabiasakan oleh lingkungan untuk lebih nerimo, lebih berkompromi dan lebih konformis, dibiasakan untuk tidak terlalu vokal dan sedemikian rupa dididik oleh lingkungan dan keluarga untuk lebih menurut dan tidak terbiasa tegas. Menurut saya karena keadaan itu semua sebagian besar perempuan hanya terbiasa diam bila diperlakukan semena-mena oleh laki-laki karena tidak mao dinilai buruk oleh lingkungannya, laki-laki pun karena tidak mendapatkan respon yang buruk akan terus melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan ke si subyek perempuan itu.

  2. toyib says:

    saya sangat butuh dengan artikel tentang KDRT orang tua ter hadap anaknya, dan solusinya!

  3. Aulia R says:

    saya sering mengalami kekerasan seksual. suami saya sering memaksa saya untuk berbuat anal sekx. saya sudah berulang kali menolak dan memberi penjelasan, tetapi selalu tidak dihiraukan malah tambah dimarah2i dan dimaki. saya sudah prnah minta bantuan mertua, tapi tetap tidak ada perubahan. dan sepertinya orang tua saya juga tidak bisa saya harapkan. mohon informasinya dimana saya bisa meminta bantuan apabila hal itu terjadi lagi?

  4. neha says:

    saya korban KDRT. bisa hidup normal (pura-pura). pada kenyataan saya sakit. saya hanya bisa jujur pada diri saya sendiri. saya dianaya secara fisik: dipukul-dicubit-diseret, secara psikis: dicela-dihina-dilecehkan-tidak pernah didengarkan-dibentak dan miskin kasih sayang, saya juga dilecehkan secara seksual: tubuh saya sering dipandangi apalagi saat saya sakit dan di pijat. saya bisa bertahan sejauh ini alias bisa hidup “normal”. berkarir dan bersosial. walaupun semua itu jujur pura-pura. saya merasa karena Allah saya bisa bertahan. bisa tersenyum walaupun semua yang saya jalani adalah pura-pura. saya sakit sangat sakit. apakah semua orang dimudahkan untuk memiliki anak jika mereka tidak siap mendidik dan bertanggung jawab terhadap anaknya. tidak bisakah konselor pernikahan dari KUA dan pihak terkait menelaah masalah ini?

  5. Kdrt dalam rumah tangga memang tidak sesuai dengan agama tapi dengan pengaduan ke lembaga kdrt bukan hal yang bisa memecahkan masalah malah mendapatkankan aib sebagai istri yang bijak harus dapat mengetahui posisi mereka.lihat posisi suami jangan terlalu banyak menuntut pada suami yang membuat suami bisa menjadi khilaf.

  6. Alan says:

    saya belum tahu kalo pemukulan, cacian yang saya lontarkan kepada istri saya merupakan KDRT, bagaimana hukumnya jikalau KDRT itu dilakukan karena istri kita itu tidak mendengarkan atau mematuhi perintah suami yang memang perintah itu sesuai dengan ajaran agama. dalam menasehati itu kita sudah berulang kali dilontarkan ke istri, suami juga mempunyai batas kesabaran. dan apakah istri yang sering jalan ke tempat hiburan malam dengan lelaki yang bukan muhrimnya, disaat kita sendiri lagi keluar kota untuk mencari nafkah, itu dibenarkan oleh KDRT??
    tolong keadilan ditegakkan jangan hanya pemukulan dll. yang nota bene dilakukan suami, tapi bagaimana hukumnya jika istri tidak menjalankan Kewajiban sebagai Istri dalam rumah tangga dan kita sudah mengingatkan namun tidak digubris, sedangkan saya harus membanting tulang dari pagi sampai sore bekerja untuk mencari sesuap nasi….

  7. poeth says:

    gak semua kesalahan seseorang itu di tanggapi dengan kekerasan… apalagi orang tersebut yang telah mengikrarkan janji sehidup sematinya bersama kita…. klo memang kita ingin membuat pernikahan menjadi lebih baik dengan menjalankan semua yang ada dlm ajaran agama, seharusnya kita omongin dlu sebelon menikah, apa nantinya akan sanggup dijalani? gak semua orang itu mampu melaksanakan seluruh kewajibannya tanpa ada kesalahan sedikit pun… seharusnya di bimbing bkn na di kasarin.. tolong sama semua kaum pria,, hargai wanita yang uda dipilih, jgn disia-sia -n .. kcuali salah satu na maen api n maen judi.

  8. masyarakat says:

    BERITA KRIMINAL: MALING BARANG-BARANG ELEKTRONIK ASAL PUNUKAN RT. 02, RW. 01, WATES, KULON PROGO, 55611, BERNAMA: JEMBADI, TEMPAT/HARI/TANGAL LAHIR, KULON PROGO, JUM’AT KLIWON, 31 DESEMBER 1959, HARAP HATI-HATI SUDAH BANYAK KORBAN !

    http://www.kr.co.id/web/detail.php?sid=168259&actmenu=42

    Dua Korban KDRT di Wates Lapor Polisi

    24/06/2008 08:12:03 WATES (KR) – Dua korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga ( KDRT) di Wates, Sabtu (21/6), melapor ke Polres Kulonprogo. Kedua korban tersebut masing-masing Ny Kemiyem (50) warga Punukan Kecamatan Wates dan Sri Ekaningsih Titi Iswarni (45) warga Dusun Sebokarang Wates.
    Saat melapor Ny Kemiyem mengungkapkan, Jumat (20/6) pukul 10.00, ia sedang membuat sapu lidi di rumahnya. Tiba-tiba suaminya Jd (51) mendekat dan tanpa alasan yang jelas lelaki itu langsung mencambuknya secara membabibuta menggunakan sebilah bambu. Akibatnya korban mengalami luka di sekujur tubuhnya.
    Sementara dalam KDRT yang terjadi di Dusun Sebokarang Desa Wates, korban Sri Ekaningsih Titi Iswarni (45), Sabtu (21/6), melapor jika kejadian tersebut terjadi Jumat (20/6) malam. Saat itu korban menyediakan makan malam untuk suaminya.
    Ketika suami korban, Kam (47), ditawari makan, lelaki itu hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Tapi tiba-tiba, Kam mengambil Magic Jar (tempat memasak nasi), kemudian dikerudungkan ke kepala korban dengan keras.
    Akibatnya mata dan pelipis kiri korban mengalami luka memar. Tak hanya itu pelaku juga menendang korban hingga tersungkur. Penganiayaan itu dilakukan tanpa sebab yang jelas.

  9. Rika says:

    Saya juga mengalami KDRT, tapi suami berkilah karena Quran memperbolehkan dia memukuli istri.
    Saya khawatir, apakah Quran juga memperbolehkan suami memaki istrinya di depan teman-teman sekantor, tetangga dan di depan keluarga hanya karena terlambat menyiapkan sarapan ?

  10. anindita says:

    sejauh ini,saya melihat kekerasa dlm rumah tangga kebanyakan karena faktor ekonomi,diman sang istri tidak bekerja/menghasilkan uang.. sang suami merasa dia lah sumber finansial,jadi seakan – akan dia berkuasa dan apa kehendaknua harus dituruti,jika tidak maka sering terjadi kdrt.
    saran saya,wanita mandiri akan lebih dihargai. biar suami ga sewenang-wenang.
    bagaimana pun juga,,keluarga seharusnya adalah tempat terindah.

  11. wulan says:

    saya juga mengalami kdrt, padahal saat ini saya tengah mengandung anak kami yang pertama.suami saya perasannya sangat sensitif. bila saya salah ngomong dan membuat dia tersinggung,bisa-bisa tiba-tiba kalap dan memukul saya berkali-kali. padahal kadang omongan saya bermaksud lain.
    apabila ada yang bilang kdrt terjadi karena faktor ekonomi, yakni istri tidak bekerja, hal itu tidak terjadi pada saya, karena saya sendiri adalah wanita pekerja dan sebelum menikah sampai sekarang saya cukup mandiri secara ekonomi. saya menduga hal tersebut terjadi karena latar belakang suami, yang bisa jadi di keluarganya merupakan pemandangan biasa. berbeda dengan keluarga saya yang demokratis. saya sempat shock dan stres karena suami saya seperti memiliki kepribadian ganda.
    yang ingin saya tanyakan, bagaimana pengaruh kdrt pada perempuan yang sedang hamil?apakah berdampak pada bayi yang akan dilahirkannya kelak?

  12. wulan says:

    saya juga mengalami kdrt, padahal saat ini saya tengah mengandung anak kami yang pertama.suami saya perasannya sangat sensitif. bila saya salah ngomong dan membuat dia tersinggung,bisa-bisa tiba-tiba kalap dan memukul saya berkali-kali. padahal kadang omongan saya bermaksud lain.
    apabila ada yang bilang kdrt terjadi karena faktor ekonomi, yakni istri tidak bekerja, hal itu tidak terjadi pada saya, karena saya sendiri adalah wanita pekerja dan sebelum menikah sampai sekarang saya cukup mandiri secara ekonomi. saya menduga hal tersebut terjadi karena latar belakang suami, yang bisa jadi di keluarganya merupakan pemandangan biasa. berbeda dengan keluarga saya yang demokratis. saya sempat shock dan stres karena suami saya seperti memiliki kepribadian ganda.
    yang ingin saya tanyakan, bagaimana pengaruh kdrt pada perempuan yang sedang hamil?apakah berdampak pada bayi yang akan dilahirkannya kelak?

  13. ina says:

    jk kondisi rumahtangga saya ingin tentram maka saya tidak perlu berkata apapun walaupun satu huruf. obrolan ringan saja bisa berujung pada pemukulan. sementara dia selalu ingin di dengarkan. kekerasan pertama yg saya alami adalah saat usia pernikahan saya menginjak dua bulan. pada awalnya saya tidak melawan namun ternyata sikap saya itu salah, pemukulan kembali terulang. kekerasan-berikutnya saya balas dengan kekerasan yang setimpal namun ketidakberimbangan kekuatan dari perkelahian itu membuat pendengaran saya bermasalah. Akhirnya saya beritahukan hal tersebut kepada keluarga dan kemudian suami berjanji untuk tidak melakukan kembali tapi janji itu dilanggarnya. keerasan pun kembali terulang sering dilakukan di depan kedua buah hati saya. namun saya masih punya harapan dia akan berubah dan
    saya juga menduga hal tersebut terjadi karena latar belakang suami, yang bisa jadi di keluarganya merupakan pemandangan biasa. hal ini saya ketahui dari istri ipar saya yang ternyata juga mengalami hal yg sama. berdanya adalah saya tidak diam seperti istri kakak ipar saya itu. saya bersikap membalas perlakuan suami. mempertimbangkan kondidi perkembangan anak-anak saat ini saya berencana untuk bercerai dengan suami namun sikap saya yang membalas perlakuan suami saya itu menjadi ganjalan. karena suami saya seruing mengatakan hal itu sebagai alasan bahwa saya pun bertindak kasar padanya. padahal saya hanya membela diri. masa dipukulin terus diam aja? apakah sikap saya yang membalas suami itu salah?

  14. virdaus says:

    adanya peraturan bahwa wanita dilindungi, dengan adanya peraturan ini maka terjalinlah keharmonisan dalam keluarga

  15. Jammy says:

    Selamat Sore…
    Bisakah Anda memberikan informasi dari semua segi agama yang ada di Indonesia mengenai pandangan tentang KDRT?
    Bagaimana dengan UU yang mengatur di Indonesia?
    Bisakah diberikan contoh yang konkrit mengenai KDRT yang pernaha terjadi di Indonesia?
    Terima Kasih

  16. Abdullah says:

    YANG PASTI SEMUA ORANG TAHU BAHWA K.D.R.T BIASANYA DILAKUKAN OLEH SUAMI KEPADA ISTRI, SEKEDAR TAHU…. YANG SAYA ALAMI BERBALIK 180 DERAJAT……………anda tentu faham !

    Saya sependapat dengan penulis diatas bahwa dalam konteks luas, KDRT adalah tanggung jawab kita bersama

    Saran saya kepada semua adalah kenali dan lakukan tanggung jawab kita itu sekecil dan seringan apapun dengan cara MEMBINA MANUSIA …..karena pangkal utama timbulnya KDRT adalah FAKTOR SUMBER DAYA MANUSIA nya.

    Lakukan saudaraku sebelum terlambat………! jangan sampai ada korban berikutnya seperti yang saya alami…cukuplah saya yang mengalami itu…. !

    Wassalam,

  17. gerpasang says:

    Bismillah,
    dari awal saya membaca post it. saya memahami apa yang teman-teman rasakan walau saya belum mengalaminya
    (insyallah tidak pernah terjadi), hikmah yang saya ambil adalah niat awal pernikahan diantara dua pasangan dan komunikasi. terjadinya konflik yang menimbulkan agresi verbal ataupun non verbal karena misscom. ilmu munakhat yang saya pelajari untuk memberikan pelajaran bagi pasangan adalah 3 tahapan :
    1. saling mengingatkan
    2. memukul degan penuh kasih sayang dengan syiwak
    tentunya tidak boleh memukul wajah.
    3. pisah ranjang
    subhanallah disini menerangkan bahwa tiada perlakuan yang kasar jika kita bercermin dari rasulullah. jika KDRT sudah terjadi maka teman-teman bisa melakukan :
    1. evaluasi diri/muhasabah
    2. membicarakan hal ini kepada orang yang dapat
    menjadi penengah (ortu, apakah ustdz yang paham,
    atau psikolog pernikahan)
    3. terakhir jalur hukum (perlindungan)
    4. naudzubillah jika harus terjadi perceraian.
    banyak pihak-pihak yang harus menjadi andil pada fenomena KDRT ini untuk segera berbenah dalam mengurangi dampaknya. terutama anak-anak, generasi-generasi kita (apakah kita memberikan generasi beberapa tahun kedepan dengan polaasuh yang abnormal?? innalillah, jangan sampai ya Robb)
    wallahu’alam bissowab

  18. ipul says:

    boleh minta solusi apa hukumnya jika isrti ringan tanan??jika suami memukul saja dilarang dengan alasan apapun baimana dengan istri yang melakukan kekerasan terhadap suami????

  19. adzam says:

    saya juga skg dilaporkan mantan istri terkait KDRT tentang pencubitan! mana keadilan setelah sekian lama dia meninggalkan saya dan selalu menuntut cerai! sering lari dari rumah dan jalan dg laki2 lain tanpa seidzin suami serta bapak tirinya yg selalu mencampuri urusan kami,malah dia selalu blg klo dia syg bgt ma bpk tirinya!dan setelah diceraikan dia tak terima lalu menuntut 100 juta sdgkan pernikahan kami hanya seumur jagung! mana keadilan? jgn hanya terus menyalahkan laki-laki ketika istri melakukan hal yg jauh dr batas kewajaran seorang istri????

  20. jatmiko says:

    subhanallah jika itu trjadi pda saya .
    dari kesimpulan para teman2 diatas saya mgkin bsa menyarankan lebih baik kenali dulu siapa calon pendamping hidup jngn trburu2 untk nikah.
    dan intinya lebih baik saling pengertian dan kalo sdng brselisih bicarakan dng niat seolah2 beribadah.
    dan ajaklah suami/istri shalat barjama’ah .
    insaalha smua emosi pasti bisa diredam dan smua mslh psti ada penyebabnya dan carilah solisi sebaik2 mngkn.
    wslm

  21. nugi234 says:

    KDRT = Legalitas bagi orang yahudi yang ingin menghancurkan segi segi dalam hukum islam yang mengatakan bahwa laki laki merupakan imam bagi keluarga. Jika KDRT ini selalu dijadikan alasan dan menjadikan wanita sebagai fihak yang menang, maka para perempuan akan dengan bebasnya menginjak injak lelaki. Menurut saya baguslah kalau KDRT di tiadakan, itu akan lebih mendidik bagi perempuan agar dia tahu aturan bahwa taat pada suami adalah WAJIB hukumnya.
    Mari kita telusur, apakah mungkin seorang suami melakukan KDRT jika tidak ada sebab? gila dong suaminya kalo dia sampe tiba tiba mukul istrinya. Pasti yang mulai perempuannya dulu, entah karena dia males untuk digauli atau males buat ngambil minum suami karena asyik nonton sinetron?
    Saya juga kemarin melakukan KDRT pada istri saya, kenapa saya melakukannya? coba hakim mana yang berani mengatakan bahwa saya salah,,,? istri saya baru saja kemarin saya jatuhi talak, karena dia selingkuh lagi dengan tukang jualan pulsa, sedangkan saya kurang apa sama dia,,,uang ngalir terus, nafkah bathin full,,,apa yang dia minta saya turuti,,, setiap saya marahin dia, pasti dia ngomong saya laporkan kamu karena KDRT!!!! cuma ngomong doang KDRT? sekalian saja saya embat sampe dia puyeng. gimana ga saya embat, dia dengan seenaknya meninggalkan anak saya di jalanan di kota yang jauh dari kota saya. padahal anak saya yang juga anaknya belum genap berumur tujuh tahun. Silahkan hakim mana yang akan menyalahkan saya? yang selingkuh dia, saya enggak. yang ninggalin anak dia, saya sih boro boro mau ninggalin…nyamuk gigit dia aja tu nyamuk saya uber sampe kena. dan anak saya yang dia tinggalin di kota lain itu adalah perempuan.
    Dia selalu mengatakan akan melaporkan saya jika saya melakukan kekerasan, nah sekarang saya sudah bertindak, bodo amat dengan KDRT, saya sudah pusing. Coba kalo yang buat UU tentang KDRT ini ngalamin kayak saya begini,,,apa dia juga mau diem sabar dan duduk manis dengan harga diri yang diinjak perempuan? Alloh yang akan marah jika aturanNYA dilanggar.
    Ada yang ga setuju? email saya di opanbule@ymail.com

  22. Fahmi says:

    Adik perempuan saya mengalami KDRT, Sejak mereka menikah selalu diperlakukan tdk baik.
    Suami sering berhutang dan menggadaikan kendaraan dan barang2 milik isteri, bahkan cincin kawinpun digadai.
    Kemudian bermacam2 orang datang kerumah ,menagih hutangnya.
    Uang hasil hutang tsb tidak pernah jelas digunakan utk apa. Sementara uang belanja hampir tidak pernah memberi, kalaupun ada nani dipinjam lagi.
    Untuk menutupi aib rumah tangga isteri selalu membayar hutang2 tsb.
    Namun suami selalu berbuat begitu dan tidak pernah berubah.
    Bahkan terakhir sudah sering mengancam.
    Adik saya itu juga mengalami kekerasan seksual yg biadab yg kurang enak saya sampaikan disini.
    Betul2 biadab.
    Saat ini kami sedang memproses perceraian mereka, dan berharap untuk menghukum pelaku.
    Apa saran atau hal apa yg terbaik yg kami harus lakukan utk adik perempuan tsb?
    Mohon hub sy di email diatas tks.

  23. Eli says:

    Sy korban kdrt slm 7th.suami srg memukuli,mencekik kl salah omong.sensitip cpt kalap kl tsinggung.3kali ini pula sy shok tapi dia mlh mnantang slakan lapor polisi.nyawa nyaris terancam dan kjadian ini mbuat anak sy msh 6th ktakutan.spt setan dihatinya ingin sy mati.mau plg krumah sdri takut trulang.mental sy jd ta tkendali.apa sy hrs ksh ksmpatan pdnya ?tdk.sy bs diam ktk berbuat kjam tnpa mlawan.kalo cerai jln satu2nya .solusi apa lg .tlg dan bantu sy.krn takut anak jg jd korban.

  24. nani says:

    ya tau semua juga ga da yang pernikahanya kdrt tapi kita jga sebgai istri jagan egois intropeksi diri baru bertanya pada yang mengerti agama. saya jga korban kdrt.

  25. m.sinaga says:

    Menurut saya kejadian banyaknya KDRT adalah karena kuranng pemahaman akan tugas dan tanggung jawabnya contoh suami tidak tau tanggung jawabnya sebagai suami sebaliknya istri juga begitu yang kedua karena faktor ekonomi bagaimana mungkin masih bisa berpikir sencara jernih jika perut sendiri lapar dam yang ketiga adalah faktor lingkungan

  26. suhana says:

    saya adlh wanita yg biasa2 saja, berusia 21 tahun dan sdg bertunangan dg seorg2 laki2 yg cukup tampan. Cuma anehnya, knpa tunangan saya yg cemburuan buta pd saya, bkn sbaliknya? Ternyata stlh saya cari tau, dy pernah dan slalu dsakiti oleh mantan2 pacarnya. Dulu,dy slalu dbohongi dan diselingkuhi. Dan oleh krn itu, dy trauma dan menganggap smw wanita spti itu terutama saya. Dy tdk mau mmberikn kprcyaan pd saya,pdhl sy sgt menyayanginya dan sdkt pun tdk terbersit dlm fikirn utk mengkhianatinya. Dy slalu curiga dan sering menuduh sy melakukan pe$elingkuhan. Pdhl demi Allah, sy tdk bnr mlakukn it smw. Kmi slalu bertgkr dan adu mulut,dy slalu memaki dan mgtkn klo sy wanita murahan. Sy sudah berulg x scra baik2 mgtkn klu sy tdk melakukn pe$elingkuhn krn dlm kluarga sy slalu dbrikn pndidikn agama yg cukp, dan myadari bhw hal it adlh perbuatn tercela. Puncaknya, dy dtg ktmpt krja saya dg cmburu buta dan myrang saya yg sdg duduk sndiri. Tentu sj saya membela diri dan kami beradu tinju. Hasilnya, wjh saya memar,2-3 cakrn di tgn sy dan pd wjhnya ada 2 ckran. Sy sgt mengesalkn kjdian it dan menangis sjadi2nya. Sy sgt menyayanginya dan tdk menyangka hal ini trjdi. Krn saya tau slama ini dy jg sgt syg pd sy dan slama ini dy posesif krn tkt khlgn sy. Rncnanya ins.Allah 3bln lg kami akn menikah,tp sy tkt akn mnjd korban KDRT jg dan dlain pihak sy sgt myayginya. Apalah yg msti sy lakukn?

  27. Riano says:

    Untuk mengatasi KDRT kita seharusnya mempunyai mental yang tegar, pikiran yg jernih dan yg paling utama iman yg kuat. Selalu memohon kpd Allah SWT agar dijauhkan dari KDRT. Apabila sdh terjadi maka segera-lah meminta bantuan.

  28. berlina ayu says:

    q memang bukan korban kdrt
    tapi sejak kecil a telah dihidangkan dengan kdrt ayah kepada ibuk

    hal itu terjadi kaena ayah tidak bisa memenuhi kebutuhan bulanan keluarga, kasar, galak, tidak ada harmonisnya samasekali dengan keluarga

    tapi q sekarang bukan lagi anak TK
    dimataku memang ayah pekerja keras….

    tapi ayah punya sambilan menggoda perempuan lain di luar sana,,yang secara langsung q tidak tahu,, tapi q bisa merasakannya..

    sakit hatiku

    q tak dapat mengadu pada siapapun di dunia ini…
    kapan q bisa mendamaikan keluargaku ini…
    seakan hela bafas q tersendat mengingat hal ini…tapi q bersyukur masih hidup, menemani ibukku yang sangat q sayang.i di dunia ini

    q tak ingin mengulang masalalu yang gelap ini di rumahtanggaku esok…
    semoga Allah memilihkan q jodoh terbaik hingga akhir usiaku

    amin

    q sayang ibu 🙂
    q benci ayah 😦

  29. wulan says:

    ku jg korban KDRT,swamiku sangat pemarah, egois, selalu memaki, bahkan kekerasan seksual jg kualami..
    dah pernah kulaporkan, sampai dengan dy ngebuat surat pernyataan, tp apa…tetap z KDRT yang kudapat,malah kedepannya lebih parah!!!

  30. wulan says:

    ku jg korban KDRT,swamiku sangat pemarah, egois, selalu memaki, bahkan kekerasan seksual jg kualami..
    dah pernah kulaporkan, sampai dengan dy ngebuat surat pernyataan, tp apa…tetap z KDRT yang kudapat,malah kedepannya lebih parah!!!
    pada waktu melakukan KDRT mank sih setelah itu baek, tp cma hitungan menit kambuh lagi pemarah dan egoisnya.
    dah hampir 3 tahun selalu begitu, selalu janji tidak akan mengulanginya tapi….
    jujur, sekarang hidup berumah tangga ma dy hanya ketakutan yang ada.

  31. zhien says:

    andai saja membunuh diperbolehkan…
    pasti sudah aku bunuh orang yang melakukan KDRT

  32. dwi says:

    aq adalah korban kdrt,malu mengakuinya tapi itulah yg sebenarnya terjadi,selama hampir 8 th ini aq menutupi semua kelakuan kasar suami thd aq…
    aq seorang ibu dr 3 anak laki2 yang selalu berusaha menjadi istri yg baik bagi suami…
    bbrp hari yang lalu aq dibentak dan dipukuli habis oleh suamiku…memang itu bukan hal aneh bagiku,karena sudah sering terjadi sejak setahun perkawinan kami,semua pemukulan itu selalu berdasarkan hal yg “ga penting”menurut aq..seperti pada saat simcard nya dihilangkan oleh bayi kami,dia langsung kalap memukuliku dan membenturkan kepalaku ke tembok berkali2…kenapa semua harus pake kekerasan?ga ada cara lain ya?kalau pun memang istri punya salah,apa memang harus disiksa spt itu?
    saat ini mungkin aq mengalami klimaks dr apa yg sdh kualami…aq merasa ga percaya diri,gampang marah sama anak2,linglung…apa yg harus aq lakukan?…perlu diketahui selama terjadi KDRT itu ,ta pernah sekalipun aq membalasnya,..aq ingin kembali normal lagi,demi anak2ku…terima kasih sarannya…

  33. chairul rachmadani says:

    saya korban kdrt oleh suami saya, hampir 4th dia ringan tangan, mencaci maki saya menghina bahkan sdh mencerai saya walaupun dgn ucapan, sering dia menghajar seolah saya ini orang laki di tampar ditendang bahkan kepala dibenturkan ke tembok tp saya tdk tau harus kemana mesti gimana. saya kasihan dgn anak-anak saya sering sekali melihat saya dihajar suami..saya bingung harus berbuat apa? apakah saya harus tinggalkan dia dan membawa anak-anak saya?? Mohon penjelasannya biar saya tdk salah langkah

  34. Yans says:

    Saya juga sering sekali di pukuli,diinjak2,ditendang dimaki maki oleh suami saya.padahal saya sudah bantu dia cari nafkah untuk keluarga.
    Kadang kalo saya bertanya apadan tidak berkenanbuat dia,dialangsung mengatai saya dengan binatang,lalu karna saya juga emosi saya balas mengatai dia,lalu dia menjambak saya dan menendang kepala saya sekeras2nya.bertahun tahun saya alami kejadian ini.saya ingin cerai tapi kasihan anak2 saya dan orangtua suami saya yang sangat sayang pada saya n sering sakit2an.
    Saya sering sakit hati kalau melihat dia…

  35. Forum Manga Indonesia…

    […]Tips Menanggulangi KDRT Menurut Islam « Stop Kekerasan Perempuan[…]…

  36. Berita Techno Teraktual…

    […]Tips Menanggulangi KDRT Menurut Islam « Stop Kekerasan Perempuan[…]…

  37. Anime Online Sub Indonesia…

    […]Tips Menanggulangi KDRT Menurut Islam « Stop Kekerasan Perempuan[…]…

  38. Ratna says:

    aq adalah korban kdrt,malu mengakuinya tapi itulah yg sebenarnya terjadi,selama hampir 3th ini aq menutupi semua kelakuan kasar suami thd aq…aq mengadu trhadap keluarga qu dikira suamiqu sadar ternyata tambah parah…aq sering ngomel karena suami qu perhatiannya sama adik2nya minta di biayai sekolahnya oleh suami aq, dn ortunya. sedangkan aq dn anak ga mendapat perhatian dn kasih sayang malah di benci…….
    aq seorang ibu dr 1 anak laki2 yang selalu berusaha menjadi istri yg baik bagi suami…
    bbrp hari yang lalu aq dibentak dan dipukuli habis oleh suamiku…memang itu bukan hal aneh bagiku,karena sudah sering terjadi sejak setahun perkawinan kami,semua pemukulan itu selalu berdasarkan hal yg sepele dan biasa2 “ga penting”menurut aq..seperti pada saat simcard nya dihilangkan oleh sy karena banyak no aneh yg masuk alias selingkuhannya,sempat kartunya aq umpetin di cabut karena ortunya sering mempengaruhi suami aq yg negatif dia langsung kalap memukuliku dan membenturkan kepalaku ke tembok berkali2 dan mencekik aq..…aq hanya membela diri dan membalas pukulan suami…. kenapa semua harus pake kekerasan?ga ada cara lain ya klw memecahkan masalah?kalau pun memang istri punya salah,apa memang harus disiksa spt itu?tolong solusinya……………

Leave a reply to Aulia R Cancel reply