20 TKW Pulang Tanpa Duit

Karimun, ST: Jumat (15/12) sekitar pukul 15.00 WIB Karimun kedatangan Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia dari Malaysia yang baru selesai menjalani masa hukuman selama 3-4 bulan penjara. Kedatangan 20 TKW ini di Karimun merupakan yang kedua kalinya yang berhasil diselamatkan tim Pemulangan TKI bersamalah Kabupaten Karimun.
Pasalnya hampir kebanyakan TKW yang bermasalah dipulangkan lewat pelabuhan Karimun hilang saat tiba di Pelabuhan Internasional akibat dibawa oknum lainnya.
Dari 20 TKW ini didapati berasal dari Jawa dan daerah lainnya. Kasusnya tetap sama seperti TKI – TKI lainnya, paspor mati dan tidak memiliki IC atau kartu indetitas keluaran negeri ringgit ini.
Hal ini dibenarkan Ketua TIM pemulangan TKI bermasalah Kabupaten Karimun, Chaidir saat dikonfirmasi melalui Kordinator lapangan, Ria Isweti di penampungan TKI bermasalah tersebut, kemarin.
Ria menjelaskan, selama ini memang ada kabar bahwa TKW bermasalah ada yang dikirim ke Karimun dari penjara Keluang Malaysia, namun saat pihaknya melakukan pengecekan jarang didapati.
”Kita susah kadang melacak pihak tertentu, mereka lebih cepat dari kami, hingga kami kehilangan beberapa kali TKW yang dipulangkan dan sampai saat ini tidak ada kabarnya, ini untuk yang kedua kali berhasil diselamatkan, selama musim pemulangan TKI bermasalah ini,” ujar Ria.
Sementara pihaknya sedang melakukan pendataan terhadap para TKW tersebut untuk kemudian dipulangkan ke daerah asalnya. Dimana untuk para TKI yang ke Jakarta atau Jawa dipulangkan pada Selasa (19/12) nanti sementara untuk TKW diluar Jakarta dipulangkan kapan ada kapal tujuan daerah mereka. Seperti Medan dan Tanjungpinang sudah dipulangkan  Sabtu (16/12) kemarin.
”Jadi saat ini hanya tinggal 12 TKW lagi yang rencananya akan dipulangkan ke Jakarta dan Jawa, yang lainnya sudah dipulangkan,” tegas Ria.
Sementara salah seorang TKW yang ikut dalam rombongan tersebut, Holidah  (18) yang merupakan TKW yang masih muda dibandingkan TKW-TKW lain dalam rombongannya saat dikonfirmasi Posmetro di penampungan mengatakan dirinya sudah bekerja selama 1 tahun namun sayangnya selama itu dirinya tidak pernah makan gaji.
”Saya berangkat dari agen tempat saya tinggal, di Semarang tepatnya Alun-Alun Batang nama agennya saya lupa, disana dijanjikan kerja pembantu rumah tangga dengan gaji 450 ringgit perbulan, dari gaji itu akan dipotong selama 5 bulan untuk melunasi hutan pembuatan paspor dan KTP dan biaya pemberangkatan yang semuanya ditanggung agen,” ujar gadis yang kerab disapa Ida ini.
Selanjutnya Ida mengatakan sesampai di Malaysia ternyata gajinya dipotong selama lima setengah bulan, dan sisanya baru dapat dinikmatinya. Namun sampai setahun ia kerja sedikitpun ia tak merasakan uang hasil keringatnya.
”Katanya gaji di simpan dalam bank, tapi buku banknya saja saya tak pernah dilihatin, terus jatah makan saya selalu telat dibuat majikan, saya kerja disana dari pagi hingga pukul 02.00 dinihari dengan gaji 450 ringgit tersebut,” jelas gadis yang akhirnya kabur dari majikannya ini lantaran tak menikmati hasil keringatnya tersebut.
Hingga ia mencari kerja lain yaitu kerja restoran, namun sayangnya baru saja seminggu ia kerja Polisi di Raja Malaysia berhasil menangkap gadis belia ini, hingga akhirnya ia dipenjara dan dijatuhi hukuman selama 4 bulan penjara lantara tidak mempunyai paspor dan IC. Hingga kini ia dipulangkan ke Kabupaten Karimun.
Namun di penjara Ida mengaku mendapat perlakuan baik, dimana kegiatan di dalam penjara untuk gadis yang masih mudah hanya disuruh makan, tidur dan baca Yasin tiap hari.
”Itu untuk yang usia muda, kalau yang tua ditambah kegiatan kerja bersihin penjara dan kantor disekitar penjara,” terang Ida lagi.
Namun gadis ini tetap saja masih ingin masuk Malaysia lantaran ia ingin  meraih keberhasilan di negeri tetangga tersebut. ”Saya belum berhasil mas, saya merantau untuk cari keberhasilan, tapi saya keburu ditangkap polis,” tegas Ida lagi yang tetap nekat ingin masuk Malaysia lagi.(ria)

Leave a comment